Sabtu, 01 November 2014

MAKALAH BOTANY BUAH,BUNGA,BIJI



MAKALAH
 
Disusun Oleh :
Romadhoni Widiansyah          (145040207111096)
Via Fadma Fitriana                 (145040207111097)
Riska Nur Oktaviyanti             (145040207111098)
Afriyagung Saputra                 (145040207111099)
Muhammad Istaghfuri            (145040207111100)
Siti Rachmania                        (145040207111101)

PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
                                                                 MALANG
2014
Kata Pengantar

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bunga,Buah,dan Biji” dapat diselesaikan dengan baik.
            Dalam menyelesaikan makalah ini,penulis menemui banyak hambatan,tetapi berkat pihak pihak yang membantu,penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaian makalah ini dengan baik.
            Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran membangun untuk perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat untuk penyusun dan pembaca pada umumnya.Atas perhatianya penulis mengucapkan terimakasih.

Malang,  Oktober 2014

Penyusun






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................       
KATA PENGANTAR.............................................................................................................       
DAFTAR ISI..........................................................................................................................       
BAB I          PENDAHULUAN...............................................................................................       
1.1.  Latar Belakang..........................................................................................       
1.2.  Tujuan.......................................................................................................       
BAB II         PEMBAHASAN.................................................................................................       
2.1.  Bunga........................................................................................................
A.Morfologi Bunga
B.Tipe Inflorence
C.Variasi Struktur Bunga
D.Sistem Reproduksi  Polinasi dan Vertilisasi Pada Tanaman Agiospermae dan Gymnospermae
2.2. Buah
A.Pembentukan dan Perkembangan Buah
B.Bagian-Bagian Buah
C.Jenis-Jenis Buah
2.3. Biji
A.Pembentukan dan Perkembangan Biji
B.Bagian-bagian Biji
D.Cara penyebaran Biji......................................................................................................
BAB III        PENUTUP........................................................................................................
3.1. Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Botani merupakan ilmu dasar dalam mempelajari tumbuhan.Tumbuhan memiliki beberapa  bagian-bagian diantaranya adalah bunga,buah,dan biji yang memiliki fungsi masing-masing.

1.2  Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas dari Ibu Ir. Koesrihati, M.S
2.      Mengetahui morfologi bunga,tipe,dan struktur bunga
3.      Mengetahui polinisasi dan fertilisasi pada tanaman agiospermae dan gymnospermae
4.      Mengetahui pembentukan dan perkembangan buah dan biji
5.      Mengetahui bagian-bagian buah dan biji
6.      Mengetahui tipe-tipe buah
7.      Mengetahui cara penyeran biji



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Bunga
            A.Morfologi Bunga
Bunga merupakan organ generative  tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan  berlanjut  regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu. 
Menurut Ashari (2004)  Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak lengkap.
Bunga lengkap apabila memiliki semua bagian  utama bunga.
  Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
o   Kelopak bunga atau calyx;
o   Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
·         Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa  putik.
 Bunga tidak lengkap tidak mempunyai bunga yang tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin. Sementara itu, berdasarkan alat kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tak sempurna . Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.  Sedangkan bunga tidak sempurna tidak memiliki alat jantan dan alat betina.
      B.Tipe Inflorance
Berdasarka struktur bunga dibagi menjadi bunga tak sempurna (incomplete flower) dan bunga sempurna (complete flower).Dilihat dari letak bunga pada tanaman, Benson (1957) telah membagi ke dalam dua kelompok penyusutan yaitu interminate infloresence dan determinate infloresence. Yang dimaksud dengan interminate infloresence yaitu bunga yang tumbuh pada apical bud secara kontinyu tanpa mempunyai batas waktu selama kondisi menguntungkan. Di dalam pembagian letaknya, Benson (1957) telah membagi ke dalam empat tipe letak penyusunan yaitu :
1.       Bunga tumbuh secara axillary (axillary)
2.       Recame
3.       Spike
4.       Corymb
5.       Penicle
Sedangkan yng dimaksud dengan determinate infloresence adalah bunga tumbuh pada ujung batang (terminal bud). Dalam pembagian letak pertumbuhan dapat dibedakan menjadi :
1.       Letak pada cabang yang berlawanan (cyme with opposite branching)
2.       Tumbuh berselang-seling pada ujung cabang (cryme with alternate branching)
3.       Umbel
4.       Tumbuh pada ujung batang tanaman (famili compositae)
5.       Tumbuh mengelompok pada ujung tanaman
C.Variasi pada Struktur Bunga
Bentuk-bentuk bunga yang dihasilkan oleh tanaman, sangat berlainan antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Namun secara morfologis sekuntum bunga terdiri dari :
1.       Sepal adalah bagian bunga yang menempel pada receptacle. Gabungan dari sepal dinamakan calyx.
2.       Petal adalah bagian bunga yang menempel pada receptacle. Umumnya petal (yang dikenal dengan nama helai bunga) memberikan warna yang khas bagi sekuntum bunga, sehinggabunga tersebut menjadi menarik bagi yang melihatnya.  Gabungan petal dari sekuntum bunga dinamakan corolla.
3.       Stamen adalah bagian/organ dari bunga yang terdiri dari anther dan filament. Kumpulan stamen dari suatu bunga dinamakan androecium. Pada struktur bunga ini, anther terdiri dari empat microsporangia atau pollen sac sebagai tempat/letak tumpang sari. Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari (Sumardi, 1993).
Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi (Hidayat, 1995).
Jumlah lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding sekunder, pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari berasal dari sel induk serbuk (Sumardi, 1993).
4.       Carpel, yang semuanya berpangkal pada receptacle. Carpel adalah bagian organ dari suatu bunga. Kumpulan/gabungan dari carpel ini dinamakan gymoccium. Apabila carpel itu dipisah-pisahkan, maka organ tersebut terdiri dari pistil. Dan pistil ini terdiri dari ovary, style dan stigma. Di dalam ovary terdapat ovule (dimana setiap megasporangium dikelilingi oleh integument. Apabila telah terjadi pembuahan, akan terbentuk biji). Pada bunga bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain (ginesium apokarp, seperti pada Rosa sp) atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam (ginesium sinkarp, seperti pada Lycopersicon dan Carica papaya). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang pertama, karpel berlekatan dengan kondisi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka abaksial.disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang kedua, pelekatan terjadi dalam keadaan terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian bawah yang fertil, yakni bakal buah atau ovarium, bagaian tengah yang steril, yakni tangkai putik atau stylus, dan yang paling ujung adalah kepala putik atau stigma (Hidayat, 1995).
D.Sistem Reproduksi Polinasi dan Vertilisasi Pada Tanaman Agiospermae dan Gymnospermae
            Sebelum terjadi penyerbukan (polinasi), kepala sari yang telah masak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yang terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh dan menempel pada kepala putik. Senyawa kimia yang terdapat di dalam kepala putik (stigma) akan membuat perluasan pula sebagai tempat pertumbuhan polen.
Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma) dan benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala putik, tangkai putik, dan ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari kepala sari dan tangkai sari. Di dalam ovulum, terdapat megasporofit yang membelah menjadi empat megaspora. Satu megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut- turut.   Hasilnya   berupa sebuah sel besar, disebut kandung lembaga muda yang mengandung delapan inti.
Perkembangan pembentukan kandung lembaga
Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut sel sinergid. Sementara itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang telah masak, disebut megagametofi t dan siap untuk dibuahi. Serbuk sari yang jatuh  pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus).
Selama perjalanan pembuluh  menuju ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi sebagai penunjuk arah inti generatif dan akan melebur sebelum sampai ke bakal biji (ovulum). Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
  • Porogami : bila dalam pembuahan masuknya spermatozoid melalui mikrofil.
  • Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak melalui mikrofil. Bila masuknya spermatozoid melalui kalaza, maka disebut kalazogami.
 Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang akan menembus ovarium (bakal buah) dan sampai ke ovulum (bakal biji). Di dalam ovulum, inti serbuk sari (inti sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi peleburan antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel telur membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda.
Setelah pembuahan selesai maka sisa benang sari, mahkota, dan kelopak bunga akan  layu dan gugur. Sedangkan bakal biji berkembang menjadi biji yang dilindungi oleh dinding bakal buah, dan bakal buah berkembang menjadi buah.
Embrio pada tumbuhan berbiji dapat terjadi karena:
a.       Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan sel spermatozoid.
b.      Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid. Apomiksis dapat terjadi karena:
  • Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
  • Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga tanpa adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
  • Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga. Misalnya, dari sel nuselus.
Terjadinya amfimiksis dan apomiksis secara bersama-sama menyebabkan terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni. Poliembrioni sering dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
Angiospermae
proses pembentukan lembaga atau embrio pada agiospermae dapat terjadi Melalui proses pembuahan dan tanpa proses pembuahan. Kedua macam proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut   :

a.      Pembentukan lembaga melalui proses pembuahan
-          Spermatogenesis (proses pembentukan sperma)
 Di dalam benang sari (mikospora) mkrosporangia sel induk mikospora sebuk sari (jumlah kromosom sama dengan setengah sel induk)
-          Oogenesis (proses pembentukan ovum)
Di dalam putik (megaspore/makospora) megasporangia sel induk
megaspore megaspore  didalam ovula terjadi 3 kali mitosis membentuk 8
sel Antipoda  : 3 buah
IKLS            : 2 buah
Sinergid        : 2 buah
 vum             :  1 buah
Berdasarkan cara buluh serbuk sari mencapai kandungan lembaga di dalam bakal biji, pembuahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
a.         Porogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk melalui mikropil
b.        Aporogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk  tisak melalui mikropil
b.        Pembentukan Lembaga tanpa proses pembuahan
Beberapa angiosperma dapat membentuk (embrio) tanpa melalui proses pembuahan   (apomiksis), yaitu    :
-            Partogenesis, terbentuknya lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi.
-            Apogamic, terbentuknya lembaga dari begian-bagian lain di dalam kandungan  lembaga. Misalnya,sel sinergid.
-            Embrio adventif, terbentuknya lembaga dari salah satu sel sporofit. Misalnya salah satu sel nuselus yang tumbuh menjadi lembaga kemudian masuk ke dalam kandungan lembaga.

Gymnospermae
-          Daur hidup gymnospermae   
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Strobiluss terbagi atas dua yaitu strobilus jantan dan strobilus betina. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel- sel induk butir serbuk. Sel- sel tersebutbermiosis adri setiap sel induk menghasilakn 4 butir serbuk yang bersyap.
Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap- tiap arkegonium terdapat satu sel induk yang lembaga yang bermiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati dan stau sel hidup sebagai sel telur. Arekegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
a.      Proses penyerbukan dan pembuahan
Pada gymnospermae terjadi terjadi pembuahan tunggal. Strobilis jantan terdiri atas mikrosporoil- mikrosporopil yang menghasilkan serbuk asri. Sel telurnya dihasilakn oleh mikroskorofil yang terkumpul dalam strobilis betina.
Pembuahan tunggal pada gymnospermae diawali dengan jatuhnya serbuk sari pada mikropil yaitu lubang kecil pada makrosprorofil and tumbuhan menjadi buluh srebuk. Buruh serbuk bergerak menuju raung bakal buah  tempat sel telur.
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon Pinus
2.2.Buah
A.Pembentukan dan Perkembangan Buah
            Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar,eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
B.Bagian-bagian Buah
C.Jenis-Jenis Buah
1.Buah tunggal, ganda, majemuk
Berdasarkan asalnya,buah dibagi menjadi 3 kelompok yaitu buah tunggal,buah agreat,dan buah majemuk:
  • Buah tunggal / sejati,yaitu buah yang terbentuk dari bungah dengan satu bakal buah,contoh apel,alpukat.
  • Buah agregat ,yaitu buah yang terbentuk dari beberapa bakal buah yang terpisah dalam satu bunga tunggal.Contoh buah storoberi.
  • Buah majemuk,yaitu buah yang terbentuk dari beberapa bakal buah dan biasanya bergabung dengan bungan lain ( lebih dari satu bunga). contoh nanas dan nangka.
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni :
  • Buah Tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah tunggal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Buah kering, buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering. Buah kering mempunyai 2 macam yakni : buah yang tidak memecah(indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Contoh : buah padi, buah kurung, buah keras, buah berbelah, buah kendaga
  2. Buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal, berdaging. Buah berdaging umunya tidak memecah kecuali buah pala. Beberapa bentuk buah berdaging antara lain : buah buni, buah mentimun, buah jeruk, buah delima
  • Buah Ganda, yakni buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda.

Misalnya:
  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar(Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka(Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
  • Buah Majemuk, adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
    • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
    • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari(Helianthus).
    • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
    • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace(Morinda).
2.Buah Sejati dan Buah Semu
Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.
Buah Sejati
Buah sejati murut pembentukannya dibedakan menjadi tiga, antara lain :
  1. Buah sejati tunggal, buah sejati tunggal buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Contoh Mangga (Mangifera indica), Carica papaya dan Durio zibethinus. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
  2. b.      Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Buah sejati ganda dibedakan menjadi empat jenis, yakni :
1) Buah kurung ganda contoh Rosa sp.
2) Buah batu ganda contoh Rubus fraxinifolius.
3) Buah bumbung ganda contoh Michelia champaka.
4) Buah buni ganda contoh Annona muricata

  1. c.        Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
  • Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
  • Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang tumbuh menjadi buah batu. Contoh  Pandanus tectorius
  • §  Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus

Buah Semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menrik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang tersembunyi.
  1. Buah semu tunggal
Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
  • Tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi tangkai bunga pada buah mete ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah terletak diujung bagian yang membesar itu (metenya).
  • Kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.). pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi kelopak bunga pada buah ciplukan termodifikasi sedemikian rupa sehingga bagian kelopak itu melebar dan membungkus bagian buah ciplukan sehingga buah yang sebenarnya tertutupi oleh kelopak yang melebar tadi.
  1. Buah semu ganda
Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna).
Misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.). pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga ( dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik – titik hitam kecil.

  1.  Buah Semu Majemuk
Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.
 buah sejati tunggal: kering dan basah
 Buah sejati tunggal, buah sejati tunggal buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Contoh Mangga (Mangifera indica), Carica papaya dan Durio zibethinus. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
  1. Buah sejati tunggal yang kering, buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Buah siccus dibedakan atas tujuh macam, yakni :
1)      Buah padi (caryopsis),  yakni buah yang berdinding  tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Contoh: Oryza sativa dan Zea mays.
2)      Buah kurung (achenium), yakni buah berbiji satu yang tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak berlekatan. Contoh: Mirabilis jalapa danHelianthus annuus.
3)      Buah keras (nux), yakni buah yang mempunyai kulit buah yang keras dan kaku. Contoh:  castanea argentea.
4)      Buah keras bersayap (samara), yakni buah keras yang memiliki alat tamabahan berupa sayap. Contoh:  suku Dipterocarpacea.
5)      Buah berbelah (schizocarpium), yakni buah yang mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji dan jiak pecah akan membentuk seperti buah kurung. Contoh:Centella  asiatica,.
6)      Buah kendaga (rhegma), yakni buah yang jika pecah, masing-masing akan pecah lagi sehingga bijinya akan keluar. Contoh: Ricinus communis.
7)      Buah kotak, yakni suatu buah kering sejati yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau banyak daun buah, jika masak lalu pecah,, tetapi kulit buah yang pecah sampai lama melekat pada tangkai buah. Contoh: Samania saman.

  1. Buah Sejati Tunggal yang Berdaging (Carnosus), buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus)  umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah, yakni  dinding luar (epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam (endocarpium). Namun, pada beberapa jenis hanya terdiri dari dua lapisan.. Buah sejati yang berdaging dibedakan atas enam jenis, yakni :
1)      Buah Buni (bacca), yakni buah sejati berdaging yang hanya terdiri atas dua lapisan. Contoh: Carica papaya
2)      Buah mentimun (pepo), yakni buah buni yang  berasal dari tiga daun buah yang melekuk kea rah dalam dan selanjutnya melekuk kembali kea rah luar membentuk sekat-sekat semula. Contoh: Cvuucumis sativus.
3)      Buah jeruk (hesperidium), yakni buah  buni yang berdiferensiasi membentuk tiga jenis lapisan (flavedo, albedo dan endotesta). Contoh: Cytrus sp
4)      Buah batu (drupe), yakni buah yang memiliki tiga lapisan dinding buah yang keras seperti batu. Contoh: Cocos  nucifera.
5)      Buah delima  contoh: Punica granatum.
6)      Buah apel (pomum), contoh: Pyrus malus
2.3. Biji
A.Pembentukan dan Perkembangan Biji
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran keturunan).
Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji , tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya integumentum pada bakal biji, jika telah menjadi biji merupakan kulit biji(spermodermis). Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni atau papan biji
Proses pembentukan biji melalui penyatuan sel betina dan sel jantan (gamet). Hasil penyatuan tersebut dinamakan zigot. Zigot tersebut berisi kedua krosom dari individu jantan dan individu betina dan merupakan sel pertama dari individu baru. Zigot akan tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji. Bila biji berkecambah akan menjadi tumbuhan dewasa. Karena embrio tersebut memiliki sifat-sifat kedua induknya, maka kemampuan mewariskan sifat-sifat tersebut melalui biji dari generasi ke generasi.
Bunga merupakan fase penting dalam proses pembentukan biji. Pada dasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ saja yang terlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gamet jantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandung telur.
Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antara sperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji
B.Bagian-bagian Biji
D.Cara penyebaran Biji
Untuk mempertahankan jenisnya, suatu tumbuhan mempunyai cara tersendiri untuk menyebarkan bakal keturunannya. Berikut cara yang biasanya digunakan tumbuhan :
  • Pemencaran oleh binatang (zookori), pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi.
Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia.
Pemencaran seperti itu disebut endozoik. Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.
Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.

  • Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang. Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra.
Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin. Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus).
Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.

  • Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya. Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.

  • Pemencaran sendiri
Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi. Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan.
Contohnya adalah buah para (Hevea), yang sering terdengar ‘meletus’ di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk bermain.






















Daftar Pustaka

Biologi Kelas IX  karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX  karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.